Home » » Teknik Perbanyakan VEGETATIF pada tanaman KAKAO

Teknik Perbanyakan VEGETATIF pada tanaman KAKAO

Posted by ANEKA TANAMAN KEBUN on Tuesday 4 July 2017

Teknik vegetatif pada tanaman kakao banyak banyak dipraktekkan oleh para petani, karena mampu mempercepat tanaman berbuah. Pada kesempatan ni saya membagi pengalaman bagaimana teknik perbanyakan vegetatif pada tanaman kakao.


Bahan yang digunakan untuk perbanyakan secara vegetatif bisa berupa akar, batang, cabang, bisa juga daun.

Sampai saat ini bagian vegetatif tanaman kakao yang banyak digunakan sebagai bahan tanam untuk perbanyakan vegetatif adalah batang atau cabang yang disebut dengan entres.

Ciri entres yang baik antara lain tidak terlalu muda atau tua, ukurannya relatif sama dengan batang bawah, tidak terkena penyakit penggerek batang, dan masih segar.

Perbanyakan vegetatif tanaman kakao dapat dilakukan dengan cara okulasi, setek, atau kultur jaringan.

perbanyakan vegetatif yang lazim dilakukan adalah dengan okulasi, karena penyetekan masih sulit dilakukan ditingkat pekebun. Sementara itu, perbanyakan secara kultur jaringan masih dalam penelitian.

Okulasi dilakukan dengan menempelkakn mata mata kayu bawah yang telah disayat kulit kayunya dengan ukuran tertentu, diikat dan dipelihara sampai menempel dengan sempurna walaupun tanpa ikatan lagi.

Tanaman kakao hasil perbanyakan vegetatif memiliki bentuk pertumbuhan yang sesuai dengan entres yang digunakan.

Jika entres berasal dari cabang plagiotrop, pertumbuhan tanaman yang dihasilkan akan seperti cabang plagiotrop dengan bentuk pertumbuhan seperti kipas.

perbanyakan vegetatif akan menghasilkan tanaman yang secara genetis sama dengan induknya sehingga akan diperoleh tanaman kakao yang produktif  serta kualitasnya seragam.

Okulasi

Tempelan mata okulasi lazimnya dilakukan pada ketinggian 10-20 cm dari permukaan tanah. Sisi batang bawah yang dipilih sebaiknya bagian yang terlindung dari kemungkinan kerusakan oleh faktor-faktor luar.

jika cuaca mendukung keberhasilan okulasi dan kemungkinan penyebab kegagalan sangat kecil sebaiknya dipilih bagian yang paling rata atau halus. Jika okulasi dilaksanakan di pembibitan dan jarak antar bibit cukup rapat, lebih tepat jika letak tempelan di sisi yang sama untuk mempermudah pengamatan dan pemeliharaan.

Metode okulasi cukup beragam. Metode yang digunakan di suatu tempat mungkin berbeda dengan tempat yang lain karena disesuaikan dengan iklim, pengalaman dan keterampilan pelaksana, sertta hasil yang diperoleh.

beberapa metode okulasi bisa diuraikan sebagai berikut:

  • Metode modifikasi forket
Urutan metode ini sebagai berikut

Menyiapkan batang bawah

Kulit kayu ditoreh dari atas, 1,5 cm panjang sekitar 5 cm. Kulit kayu ini disayat dengan sudut 45 derajat. Caranya, kulit ditekan pada pisau dengan jari telunjuk sambil ditarik ke atas sampai ujung torehan.

Menyiapkan Mata Okulasi

Dibuat sayatan dari bawah ke atas. Batas bawah sekitar 3 cm dari mata. Sayatan dibuat dengan mengikutsertakan sebagian kayu, lebar 2 cm batas atas sekitar 3 cm dari mata. Kayu diangkat dengan hati-hati dari ujung ke pangkal. Selanjutnya dibuat potongan mata okulasi dengan panjang sekitar 4 cm dan lebar 1,5 cm.

Menempelkan mata Okulasi

Lidah kulit batang bawah diangkat, kemudian mata tunas disisipkan ke dalamnya. Harus diusahakan tepi mata tunas bersinggungan dengan kulit batang bawah.

Selanjutnya lidah kulit ditutupkan ke mata-mata tunas dan diikat. Pengikatan dari bawah ke atas membentuk susunan seperti genteng. Arah bukaan kulit batang bawah bisa dari atas ke bawah, tetapi rsikonya jika pengikatan tidak rapat, mata tunas sering busuk karena tergenang air hujan.



  • Metode T
Metode T ini digunakan secara luas dalam budidaya tanaman buah-buahan. Persyaratan umum okulasi metode ini adalah diameter batang sudah mencapai 6-25 mm dan pertumbuhan batang cukup aktif, sehingga kulit batang mudah sekali dilepaskan dari bagian kayunya. Urutan kerjanya sebagai berikut:

  1. Menyiapkan batang bawah
  2. Menyiapkan Mata Okulasi
  3. Menyisipkan Mata
Sambung Samping

Untuk melakukan sambung samping, pada tanaman kakao yang sehat dibuat tapak sambungan pada ketinggian 45-75 cm dari pangkal batang. Pada tanaman kakao yang sakit, sambungan dapat dibuat pada chupon dewasa atau melakukan sambung pucuk pada chupon muda.



BACA JUGA
  1. Teknik Membibit Merica
  2. Dampak Merica kelebihan pupuk
  3. Mengenal Tanaman Merica
  4. Teknik menanam LADA agar berbuah yang produktif
  5. Cara Menanam Merica Stek Pendek
  6. Cara buka lahan untuk merica
  7. Cara menanam LADA PERDU di Polybag
  8. Cara stek merica perdu dari sulur buah
  9. Cara Memelihara tanaman merica
  10. Teknik Pemangkasan rutin Sulur dan Tajar pada Lada
  11. Teknik pemupukan pada lada yang masih muda
  12. Cara PEMUPUKAN merica produktif
  13. Cara MEMUPUK tanaman lada
  14. HAMA dan PENYAKIT pada lada
  15. Jenis PENYAKIT UTAMA pada tanaman merica
  16. Tips budidaya lada dengan TEGAKAN Hidup
  17. Tips BUDIDAYA lada dengan tegakan mati
  18. Budidaya LAdA PerdU
  19. TeknIk peNyungkupan setek LADA PERDU
  20. Alternatif memperbanyak tanaman LADA PERDU Part 1
  21. AlternAtif memperbanyak TANAMAN lada perdu Part 2
  22. Cara memilih CAbAng StEk Tanaman LADA Perdu
  23. Teknik PERSEMAIAN Lada Perdu
  24. Teknik PEMBIBITAN LADA Perdu 
  25. Sekilas tentang LADA Perdu
  26. Potensi Ekonomi LAdA PERDU 
  27. Apakah LADA PERDU berpotensi dikembangkan?
  28. Cara Membuat Bibit Lada PERDU
  29. Pemeliharaan, pemupukan, Pengendalian Hama dan Penyakit Lada Perdu

Thanks for reading & sharing ANEKA TANAMAN KEBUN

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment

Banner

banner
Powered by Blogger.

Statistik

Contact Form

Name

Email *

Message *

Search This Blog

Blog Archive

Pengunjung

banner image

Translate

Facebook